Konsep IBD Pada Filsafat Dan Keindahan
A. Pengertian
Ilmu Budaya Dasar
Menurut
Koentjaraningrat (1980), kebudayaan berasal dari kata sansakerta “Budhayah”
yaitu bentuk jamak dari Budhi yang berarti “Budi” atau “akal”. Kebudayaan dapat
diartikan “hal-hal yang bersangkutang dengan akal”. Sedangkan kata “Budaya”
merupakan perkembangan majemuk dari “Budi Daya” yang berarti “Daya Dari Budi”
sehingga dibedakan antara “Budaya” yang berarti “Daya Dari Budi” yang berupa
Cipta, Karsa, Dan Rasa, Dengan “Kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta,
Karsa dan Rasa.
Kebudayaan/Peradaban
mengandung arti yang luas, yaitu pemahaman,perasaan, suatu bangsa yang kompleks
meliputi pengetahuan, pengetahuan,kepercayaan,seni,moral,hokum, adat
istiadat/kebiasaan, dan yang berhubungan dengan dan diperoleh oleh masyarakat
Dalam Aarti yang sempit, kebudayaan
berkaitan dengan ilmu budaya dasar atau penciptaan, penertiban, pengelolahan
nilai-nilai insane.
Seperti yang
kita ketahui manusia merupakan makhluk yang berbudaya, sebenarnya kebudayaan
didefinisikan sebagai hasil pengungkapan diri manusia kedalam materi sejauh
diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya.
B.
Dalam
Keindahan
Keindahan
yaitu dari kata indah, yang berarti bagus, permai, cantik, molek dan
sebagainya. Hasil seni merupakan benda yang mempunyai sifat indah. (meskipun
tidak semua seni itu indah).Pandangan keindahan bagi manusia sangat luas,
sesuai dengan keragaman manusia dan sesuai dengan perkembangan teknologi, sosial,
dan budaya. Maka dari itu keindahan merupakan bagian hidup Manusia. Keindahan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Menurut
cakupannya keindahan dibedakan menjadi keindahan sebagai suatu kualitas abstrak
dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
Sedangkan menurut luasnya dibedakan
menjadi 3 :
1. Keindahan
dalam arti luas , The Liang Gie
menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide
kebaikan. Plato menyebutkan sebagai watak yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan menyenangkan. Platonius
menyebutkan ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.
Dengan demikian pengertian Keindahan
dalam arti luas yaitu :
a.
Keindahan
Seni
b.
Keindahan
Alam
c.
Keindahan
Moral
d.
Keindahan
Intelektual
2. Keindahan
dalam arti estetika murni yang menyangkut pengalaman estetika seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan
dalam arti yang terbatas yaitu Keindahan yang mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat dipandang oleh
pengelihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Dengan demikian pembagian keindahan masih belum jelas,
apakah sesungguhnya keindahan tersebut. Karena beraganya pandangan persoalan
filsafat yang jawabannya beragan. Salah satu jawaban ialah mencari cirri-ciri
umum yang ada pada semua benda atau kualitas hakiki atau dengan pengertian
keindahan. Jadi, keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut
adalah kesatuan (unity), keseimbangan
(balance), dan kebalikan (contras)
Filosofi
seni sekarang ini merumuskan keindahan merupakan sebuah kesatuan hubungan yang
ada di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita.
Filosofi lain menghubungkan pengertian keindahan dengan
ide kesenangan (please), yang merupakan suatu yang menyenangkan terhadap
penglihatan atau pendengaran.
Menurut
Filosofi pada abad pertengahan, mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan apabila dilihat.
C. Dalam
Filsafat
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya
dengan diam-diam memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam dan Renungan adalah
hasil dari merenung.
Setiap
kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
dimiliki disebut berfilsafat.
Renungan yang berhubungan dengan keindahan atau
penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, yaitu teori
pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis. Setiap teori ini memiliki
tokoh. Dalam teori pengungkapan Benedetto Croce, mengatakan bahwa seni adalah
pengungkapan kesan-kesan.
Dalam
teori metafisik, Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi.
Sebagai realita ilahi, karya seni yang dibuat mamnusia hanyalah merupakan
nimenis (tiruan) dari bawah sadar seoarang seniman. Adapun karya seninya
merupakan bentuk berselubung yang diwujudkan dari keinginan-keinginan itu.
Teori permainan, yang masih tergolong teori psikologik,
dipelopori oleh Friedrick Schiller dan Herbert Spencer. Schiller menyatakan
bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse).
Keats berpendapat bahwa jiwa seniman pada waktu merenung
dalam rangka menciptakan seni, selalalu diliputi rasa ragu-ragu, takut,
ketidaktentuan, pesimis (negatif capability). Juatru seniman yang tidak
memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Hal ini karena
kemampuan negatif identik dengan proses mencari keindahan karena yang
bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah diciptakan. Pemgertian
yang dekat dengan kemampuan ialah intensitas. Kekurangan intensitas ini erat hubungannya
dengan ketidakberesan imajinasi, yang berarti seniman tersebut tidak akan dapat
menciptakan keindahan.
Selain itu, Keats mengatakan bahwa untuk mengatasi
ketakutan ialah hal-hal sesaat. Baginya hal-hal sesaat itu merupakan pelatuk
yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini membentuk konsep keindahan.
Selanjutnya, konsep keindahan adalah abstrak. Konsep itu
baru dapat berkomonikasi setelah diberi bentuk seperti halnya gesang, setelah
ia bermain dibengawan solo ia merenung. Ia menemukan konsep keindahan barulah
berkomonikasi setelah dibari bentuk, yaitu lagu Bengawan Solo yang terkenal
itu.
D. Dalam Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; dengan kata dasarnya
adalah rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok mengandung
pengertian mengandung pengertian perpaduan, ukuran, dan seimbang. Misal, dalam rumah tangga dan halaman, rumah
yang bagus dengan halaman luas yang tersusun rapi dengan bunga-bunga yang
indah, akan dipandang serasi.
Dalam mencipta seni, ada dua teori, yakni teori objektif
dan teori subjektif. Teori subjektif menyatakan bahwa keindahan adalah
terciptanya nilai-nilai estetik yang merupakan kualitas yang melekat pada benda
itu.
Dalam perimbangan sebagai cabang teori objektif,
dinyatakan bahwa keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Contohnya ialah
bangunan arsitektur Yunani Kuno yang bagian atap bersusun dan ditopang
tiang-tiang besar dengan ukuran seimbang, sehingga tapak harmonis dan
serasi.atap yang bersusun itu, tercipta dari hubungan bagian yang berimbang
berdasarkan perbandingan angka-angka.
Keserasian
tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan
antara warna, bentuk, dan ukuran. Keserasian merupakan pertentangan antara
nada-nada tinggi rendah, keras lembut, dan panjang pendek. Kadang kemewahan
bisa menunjang keserasian, tetapi hal itu tidak selalu terjadi.
Mawardi
Drs. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka
Setia, Bandung 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar