Pages




Penalaran Deduktif



Penalaran Deduktif 



Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal padasuatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatukesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Jenis-jenis Penalaran Deduktif

1. Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

Bentuk silogisme
Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.

Misalnya:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 :Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2: Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.

2.Silogisme Standar
Silogisme kategoris standar = proses logis yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.
Proposisi 1 dan 2 adalah premis 
Proposisi 3 adalah konklusi
Contoh:
Semua pahlawan adalah orang berjasa
Kartini adalah pahlawan
Jadi: Kartini adalah orang berjasa

Hukum-hukum Silogisme :
a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term :

1.Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2.Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3.Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalampremis.
4.Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.

b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi:

1.Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
2.Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
3.Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling
lemah)
4.Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya partikular.


Macam-macam Silogisme :

1.Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis
yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor,sedangkan premis yang
mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh :
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekal
Premis Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan : Socrates tidak kekal

2.Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.Konditional
hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, kesimpulannya membenarkan
konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, kesimpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Premis Minor : Air tidak ada.
Kesimpulan : Manusia akan kehausan.

3.Silogisme Alternatif 
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Minor : Nenek Sumi berada di Bandung.

Kesimpulan : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor

4.Entimen
Entimem adalah silogisme yang diperpendek.Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Ali pegawai yang baik.
S : Ali tidak mau menerima suap.


Responses

0 Respones to "Penalaran Deduktif"

Posting Komentar

 
Animated Dragonica Star Glove Pointer







Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Edited By Dwi Wicaksono