Kepemimpinan
Teori dan Arti Kepemimpinan
Arti penting pemimpin adalah arti penting dari sikap dan
kewibawaan kita di mana kita berdiri ini sangat penting karna distiap lingkup
kita harus memiliki jiwa kepemimpinan, seperti pria mereka harus memiliki jiwa
kepemimpinan, karna mau tidak mau mereka akan jadi pemimpin diri sendiri,
keluarga maupun ruang lingkupnya. jadi jiwa kepemimpinan harus kita tanamkan
pada waktu dini agar kita terbiasa.
Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat
kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin
diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan
tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain
kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus
dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju
Teori-teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di
antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
Inti dari teori ini
tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa
penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk
itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
Jika teori genetis
mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make
penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders are made
and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang
akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
Teori ini merupakan
penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut
teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang
telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua
teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor
yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi
personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin
yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan
terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme
berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin
yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki
ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa,
bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering
bersikap maha tahu.
4.Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini
para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin
memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak
dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang
kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada
waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak
dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”
.
5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang
kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang
paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan
ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang
menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam
kepemimpinan adalah
1.Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut
pemimpin (leader).
2.Adanya orang lain yang dipimpin
3.Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang
dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah
lakunya
4.Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam
suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Sejalan dengan pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi
Hadjisarosa (1980;33) selanjutnya merinci faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1.Dapat menyelesaikan pekerjaar} melalui orang lain
a.harus menguasai
bidang kerjanya (tanpa kecuali)
b.bersikap ulet
c.diimbangi dengan
keluwesan
2.Melalui orang lain
a.mampu
berorganisasi
b.mampu
berkomunikasi
c.bersikap manusiawi
3.Dalam kerangka tanggungjawab
a.melakukan
tanggungjawab secara proporsional
b.dapat dipercaya
c.berjiwa stabil
4.Disertai dengan kepribadian
a.dapat memelihara
dan mengembangkan entusiasme
b.bersikap tanggap
c.dan tenang
5.Dan pengendalian ke dalam
a.bersikap obyektif
b.mampu mengkoreksi
diri
c.merasa dapat
diganti
6.Dengan keseimbangan dalam pertimbangan
a.keseimbangan
antara keuletan dan pengertian
b.keseimbangan
antara pengetahuan dan tindakan
c.kesimbangan antara
kemajuan dan etika
7.Dan kelebihan dalam wawasan
a.dalam membawakan
produktivitas kerja pegawai
b.dalam menjangkau
gambaran masa depan
c.Ketangguhan dalam
menghadapi tantangan berat
Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang
menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan
gaya pemimpin tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin
dengan bawahan tersebut dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task
oriented sryle) dan (2) berorientasi pada bawahan (employee oriented style).
Selanjutnya yang dimaksud perilaku kepemimpinan dalam
penelitian ini adalah sifat pemimpin, dan dari perilaku (gaya) pemimpin yang
bersangkutan dalam mempengaruhi orang lain yang menjadi bawahannya untuk
mencapai target atau sasaran perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya
Untuk lebih mengarahkan tentang pengertian kepemimipinan
yang dimaksud dalam penelitian ini, maka kiranya diperlukan suatu pengertian
kepemimpinan pendidikan. Hal ini diharapkan dapat mempermudah untuk memahami
secara mendalam dan lebih khusus mengenai kepemimpinan di bidang pendidikan.
Tim dosen MKDK Pengelolaan Pendidikan ”Akdon” (1994: 102) mengemukakan tentang
pengertian kepemimpinan pendidikan, yaitu :
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas
kegiatan-kegiatan dan integrasi di dalam situasi pendidikan. Kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan dari seorang pemimpin pendidikan
untuk mampu menggerakkan seluruh sumber daya pendidikan, baik sumberdaya
manusia maupun non manusia untuk digerakkan, dibina, dan diarahkan dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal sampai mampu mewujudkan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor yang paling penting
dalam kegiatan menggerakan orang lain untukk menunjukan kegiatan manajemen sekolah
adalah kepemimpinan (leadership), sebab kepemimpinan yang menentukan arah dan
tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang mendukung
pelaksanaan proses manajemen kepala sekolah secara keseluruhan. Kesalahan dalam
kepemimpinan dapat mengakibatkan gagalnya organisasi dalam menjalankan misinya.
Selain itu, kepemimpinan kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber
dan alat-alat (human resources), sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya
bukan hanya ditentukan oleh tingkat keterampilan tehnik saja (technical skill),
akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang
lain yang sering disebut dengan manajerial skills.
Implikasi Manajerial Kepemimpinen Dalam Organisasi
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan
dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya
proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah
pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan
menjukukan kualitasnya